KASTRASI
Posted byKASTRASI
- Pengertian Kastrasi
Setiap individu memiliki variasi dalam sifat-sifat kecepatan pertumbuhan, pembungaan dan kemampuan reproduksi resistensi kualitas dan bentuk batang, dll. Dalam perkawinan silang antara induk jantan dan induk betina, akan terjadi penggabungan sifat antara keduanya. Penelitian reproduksi biologi tanaman hutan saat ini telah mencapai tingkatan di mana penyerbukan terkendali dan seleksi sifat-sifat unggul dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas spesies. Perkembangan teknik persilangan yang efektif, karena itu sangat ditentukan oleh pengetahuan mengenai sistem breeding dari spesies dimaksud. Penyerbukan silang buatan dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki gabungan dari sifat-sifat baik tersebut. Alasan lain dilakukannya penyerbukan silang buatan : Tanaman berkelamin satu (unisexualis) atau berumah dua (dioecious) Tanaman bersifat dikogami atau herkogami serbuk sari sterilSelfing terus menerus akan mengakibatkan degenerasi.
- Cara Melakukan Kastrasi
- Menggunakan pompa pengisap.
- Menggunakan perlakuan alkhohol.
- Secara manual dengan menggunakan pinset.
- Pengertian Hibridisasi
- Macam-macam Persilangan
1. Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.
2. Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari varietas yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan Intraspesifik.
3. Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetap imasih dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik.Persilangan ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap hama, penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat,tebu.
4. Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi yang berbeda. Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama, penyakit dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah dibudidayakan. Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.
5. Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang terbentuk seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir tersebut. uji nyata untuk mengetahui apakah data atau hasil yang diperolehsesuai atau menyimpang dari nisbah yang diharapkan atau tidak.
E. Teknik Penyerbukan Silang Buatan
1. Persiapan – Pengamatan bunga : pembungaan, benang sari, putik. Mengumpulkan informasi mengenai : asal usul dan sifat tanaman, waktu penyerbukan yang baik Pemilihan induk jantan dan betina Pemilihan bunga-bunga yang akan disilangkan.
2. Isolasi kuncup terpilih
3. Kastrasi/emaskulasi
Membuang semua benang sari dari sebuah kuncup bunga yang akan dijadikan induk betina dalam penyerbukan silang
Dimaksudkan untuk menghindarkan penyerbukan sendiri. Dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang sari belum masak)
4. Pengumpulan dan penyimpanan serbuk sari. Hal-hal yang harus diperhatikan : Serbuk sari tidak dapat disimpan terlalu lama pada kelembaban relatif tinggi, Makin tua umur serbuk sari, makin rendah kemampuan kecambahnya untuk membentuk tabung serbuk sari, Serbuk sari membutuhkan penyimpanan dengan kelembaban rendah (10-50%) dan suhu rendah (2-8ºC). Biasanya serbuk sari disimpan dalam desiccator yang diisi CaCl2 atau H2SO4 dengan konsentrasi tertentu.
5. Melakukan penyerbukan silang. Pada bunga hermafrodit, kastrasi harus dilakukan. Pada tanaman yang hanya menghasilkan bunga betina (femineus), putik dapat langsung diserbuki (tanpa kastrasi terlebih dahulu) saat bunga mekar. Waktu terbaik untuk melakukan penyerbukan adalah pada saat tanaman berbunga lebat. Suhu yang baik untuk melakukan penyerbukan adalah 20-25 ºC. Hindarkan kompetisi nutrisi antar putik yang diserbuki (Dalam satu cabang, sebaiknya jumlah putik yang diserbuki tidak terlalu banyak). Kepala putik harus sudah mencapai masa reseptif, dan serbuk sari sudah benar-benar masak. Materi Penyerbukan dan pembuahan pada bunga ini merupakan materi yang patut diperhatikan dan dipelajari dikarenakan tanpa penyerbukan dan pembuahan tidak akan ada regenerasi dari suatu makhluk hidup (Zulfikar, 2009).
Dari hasil pengamatan, polen (tepung sari) dari bunga jantan biasanya mulai ”terlepas” dan siap untuk digunakan sekitar pukul 09.00 hingga pukul 11.00. Bila terlalu pagi, polen masih menempel pada kepala sari dan akan sulit untuk melakukan polinasi. Sementara itu kepala putik juga mulai siap untuk diserbuki sejak pukul 08.00 pagi hingga siang hari. Kepala putik yang belum diserbuki dapat bertahan hingga 2 –3 hari sebelum akhirnya mulai layu dan kering (Hartati dan Sudarmio, 2007).
Kastrasi memberikan beberapa keuntungan antara lain: Merangsang pertumbuhan vegetative dan menghemat penggunaan pertumbuhan vegetative dan menghemat musim kering panjang, tanaman menjadi bersih sehingga terhindar dari serangan hama, kastrasi yang diikuti dengan penyerbukan bantuan (assisted pollination) pada panen pertama akan menghasilkan tandan yang sempurna dan lebih berat sekaligus meingkatkan kapasitas panen (Sunarko, 2007).
Kastrasi adalah proses membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sarinya sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan. Malai yang baik untuk disilangkan adalah yang berumur 15 hari setelah inisiasi pembungaan atau sudah ada bunga yang mekar antara 5-10 bunga. Kastrasi dilakukan dua tahap. Tahap pertama yaitu pembuangan bunga mekar. Pada tetua betina dipilih malai bunga yang tumbuh normal, sehat, dan tidak terkena hama penyakit. Sepertiga malai sekunder mulai dari pangkal malai primer dibuang atau dipotong karena bagian ini lebih didominasi oleh bunga jantan (Ihsan dan Sukarmin, 2008).
Dengan breeding (hibridisasi) diharapkan bisa terbentuk suatu jenis tanaman yang mempunyai kromosom yang poluploid, yakni susunan kromosom tanaman yang mempunyai sifat ganda dan lebih dari susunan kromosomnya asalnya. Hal ini dapat menciptakan suatu jenis sera atau spesies baru yang dapat meningkatkan produksi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, umur pendek, dan sebagainya. Orang yang pertama kali mengetahui adanya kenaikan daya hasil generasi dari persilangan galur-galur pada jagung adalah Shull pada tahun 1909 dan cara – cara yang disarankan masih tetap dipakai hingga sekarang (Warisno, 1998).
Tepung sari dikumpulkan dengan dua cara, yaitu: Pertama, mengambil kotak sari yang belum pecah dengan pinset, dikumpulkna pada suatu tempat (petridish), kemudian digerus sampai halus dan diberi air steril. Setelah itu, tepung sari siap digunakan untuk persilangan dengan cara mengoleskan gerusan tersebut ke bungan betina yang sudah dipilih dan masih reseptif. Kedua, tepung sari ditampung dalam botol kecil berdiameter 1,50 cm dan panjang 6 cm. Botol digantungkan atau dikaitkan pada tangaki batang atau tangkai tandan dengan menggunakan perekat, kemudian bagian ujung botol ditutup dengan alumunium foil. Keesokan harinya botol tersebut dikumpulkan. Sebelum dikumpulkan, botol-botol tersebut diketuk-ketuk dengan jari telunjuk agar tepung sari berjatuhan ke dalam botol. Tepung sari yang sudah tertampung siap digunakan sebagai bahan untuk persilangan dengan menambahkan air+2ml. Kemudian diaduk dengan kuas dan dioleskan ke tandan bunga betina yang sudah dipilih (Lukman, 2002).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
- Tempat dan Waktu
B. Alat dan Bahan
1. Tanaman Penyerbuk Silang
a. Alat
1) Alat tulis
2) Kertas HVS
b. Bahan
1) Varietas jagung dengan karakter yang bias dibedakan secara jelas (hanya morfologinya saja)
2) Ear tube
3) Pollen bag
4) Kartu identitas
a) nama penyilang
b) jenis tanaman yang disilangkan (jantan/betina)
c) tanggal persilangan
5) Penanda
2. Tanaman Penyerbukan Sendiri
a. Alat
1) Pembesar (Lup)
2) Pinset berujung runcing
b. Bahan
1) varietas padi yang dapat dibedakan
2) Penanda / identitas / etiket :
a) Nama penyilang
b) Jenis tanaman yang disilangkan
c) Tanggal persilangan.
3. Cara kerja
a. Tanaman Penyerbukan Silang
1) Menutup tongkol yang baru muncul dengan ear tube, ditunggu sampai siap diserbuki ( jika rambut jagung sudah muncul 2 cm).
2) Menutup bunga jantan (malai) dengan pollen bag pada jam 08.00 – 09.00 (sudah hilang embunnya). Memotong tangkai malai pada jam 14.00-15.00, dan digoyang –goyangkan sehingga serbuk sari terkumpul, siap diserbuki kebunga betina yang sudah matang.
3) Tonggkol yang sudah diserbuki diberi penanda dan ditutup dengan pollen bag.
4) Hasil kastrasi dan hibridasi (persilangan buatan) ini diamati setelah terbentuknya biji.
b. Tanaman Penyerbukan Sendiri
1) Ditanam 2 varietas padi yang memiliki perbedaan yang cukup mencolok (warna bunga).
2) Menunggu sampai tanaman berbunga. Jika ada perbedaan waktu bunga, diusahakan penjadwalan tanam yang sesuai sehingga kemunculan bunga dapat serempak.
3) Cara pengebirian bunga :
a) Memilih bunga yang masih kuncup, dipegang antara telunjuk dan ibu jari tangan.
b) Membuang daun kelopakbunga tadi dengan pinsetsehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus bakal buah.
c.) Mencabut mahkota bunga menggunakan pinset.
d) Kepala sari dibuang sampai bersih dengan menggunakan pinset, sehingga hanya tinggal kepala putik.
4) Cara menyilangkan :
a) Dari tanaman induk jantan diambil yang telah mekar dan masih segar.
b) Mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dibuka dengan pinset, kemudian bunga jantan diambil.
(1) Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah daripada putik.
(2) Bunga hampir mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.
c) Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.
5) Bunga yang telah disilangkan diberi etiket, agar kelak polong dapat dikenali dengan mudah.
6) Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00).
http://khurotulaini.guru-indonesia.net/artikel_detail-36611.html
0 komentar:
Posting Komentar